12 Tahun Koran DOR dan Majalah DOR

12 Tahun Koran DOR dan

Majalah DOR Berkiprah           

Yousri Nur Raja Agam MH

Yousri Nur RA MH

 

Catatan: YOUSRI NUR RAJA AGAM

 

TIDAK terasa, ternyata sudah 12 tahun DOR Group berkiprah di mediamassa. Awal tahun 2000, kami para awak media di Jawa Timur masih merasakan iklim kebangkitan mediamassa di era reformasi. Beberapa kelompok wartawan mulai melakukan diskusi dan menerjemahkan arti kebebasan pers yang terkandung di dalam Undang-undang No.40 Tahun 1999 tentang Pers.

Lima orang sejak awal Millenium itu berkumpul, merancang dan membulatkan tekad mendirikan sebuah grup mediamassa, majalah dan suratkabar. Diawali dengan majalah, terbit pertamakali di Bulan Juni 2000. Majalah DOR dengan misi menegakkan kemerdekaan pers, khususnya yang berhubungan dengan masalah hukum. Maka terbitlah Majalah DOR, majalah berita yang menyebarluaskan informasi tentang hukum dan kriminalitas.

Para Redaktur, wartawan dan pengasuh Koran DOR saat berada di Gianyar Bali

Kami merancang isi majalah dengan dengan melakukan peliputan dan pendalaman masalah hukum secara eksklusif. Semangat yang masih menggebu-gebu berusaha menyajikan berita hukum yang lain daripada yang lain. Begitu tekad kami. Sehingga, bahan penulisan yang dipaparkan dalam majalah itu lebih banyak yang merupakan berita pelacakan wartawan. Dalam istilah popularnya berita investigasi atau investigated news. Di samping berita pendalaman dari suatu peristiwa – dept news, serta yang berita yang bersifat langsung straight news.

Kami berlima: Sahat Sitorus, Yousri Nur Raja Agam, Edward Simbolon, Mas Ngabehi Bambang Andrias dan Sayer Parlindungan Gultom, sepakat menyingsingkan lengan baju untuk hadir mengisi kemerdekaan pers. Kemerdekaan masyarakat Indonesia yang sedang haus-hausnya dalam menegakkan hukum selepas dari “cengkeraman”  rezim Orde Baru.

Memang, waktu itu masyarakat pers Indonesia baru saja “merdeka” dan lepas dari belenggu pers, karena diberlakukannya UU No.40 Tahun 1999. Presiden BJ Habibie yang menggantikan Presiden Soeharto, membuka kran demokrasi dan kebebasan pers dalam arti yang sesungguhnya. Salah satu yang tertuang di dalam UU Pers yang baru itu adalah, untuk menerbitkan suratkabar, majalah dan mediamassa cetak, tidak diperlukan izin.     Bersama warga Desa Subak  di Kabupaten Gianyar, Bali

Artinya, yang waktu itu SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers) merupakan “syarat mutlak” untuk mendirikan perusahaan pers, tidak diperlukan lagi. Pers bebas menerbitkan mediamassa tanpa harus mengurus dan memperoleh izin dari Menteri Penerangan Republik Indonesia. Bahkan eforia reformasi di bidang pers benar-benar terjadi di era kepemimpinan Presiden KH Abdurrahman Wahid. Departemen atau Kementerian Penerangan yang merupakan “corong informasi” Pemerintah dibubarkan. Deppen (Departemen Penerangan) dihapus dari kabinet Gus Dur – panggilan akrab KH Abdurrahman Wahid.

Majalah DOR yang berhasil mengibarkan bendera penegakan hukum, benar-benar menemukan jatidirnya. Dengan gagah perkasa, Majalah DOR berkiprah dari Surabaya untuk Nusantara. Majalah DOR menjadi “bacaan” yang disenangi para pejabat dan penegak hukum, serta masyarakat penghamba hukum. Keseimbangan pemberitaan antara yang turun dari atas dan yang tumbuh dari bawah, menjadikan Majalah DOR mampu menjadi jembatan untuk mengantarkan masyarakat Indonesia ke gerbang keadilan yang didambakan.

Bupati Gianyar bersama Koran DOR menanam sejuta pohon

Dua tahun berkiprah, Majalah DOR “melahirkan” anak kandungnya yang bernama “Koran DOR” tahun 2002. Suratkabar mingguan ini terbit lebih cemerlang, sehingga mampu mengimbangi keberadaan Majalah DOR. Lebih asyiknya lagi, awak pengelola Koran DOR dengan Majalah DOR menyatu dan terintegrasi dalam satu atap. Begitu pola manajemen yang dilakukan Sahat Sitorus sebagai Pemimpin Umum.

Sekarang, 12 tahun DOR Group mengisi lembaran pers nasional. Salah satu tema penegakan hukum yang menjadi detak jantung Koran DOR adalah tekad untuk mengobarkan semangat “Anti Korupsi”. Namun, pada HUT (Hari Ulang Tahun) ke-12  saat ini, Sahat Sitorus tidak lagi bisa hadir bersama kita. Sahat Sitorus sudah pergi memenuhi panggilan dari Sang Maha Kuasa. Ia berpulang ke Rahmatullah – ke pangkuan Bapak di surga. Tanggal 22 September 2011, Sahat Sitorus pergi untuk selamanya.

Kendati Sahat tidak hadir pada peringatan Hari Jadi MajalahDOR dan Koran DOR tahun ini dan juga tahun-tahun mendatang, almarhum meninggalkan “ilmu” kepada dua yunior yang ditinggalkan untuk meneruskan karirnya di bidang jurnalistik dan penerbitan pers. Dua anak muda itu, anak kandung Sahat Sitorus, yakni: Johan Faktari Sitorus dan Dedy Kusuma Sitorus sebagai pewaris perusahaan, ternyata mampu melaksanakan amanah dan wasiat dari sang pendiri DOR Group.

Kini, kami yang bersama Sahat Sitorus membangun DOR Group sejak tahun 2000 lalu, masih utuh hingga sekarang.  Yousri, Edo Simbolon, MNg Bambang dan SP Gultom bersama dua pewaris Sahat Sitorus: Johan dan Dedy, kami berikrar akan meneruskan cita-cita sahabat kami Sahat Sitorus. Tentunya, selama 12 tahun bukan masa yang pendek. Tidak kurang dari 150 nama wartawan pernah bergabung dalam kancah candradimuka DOR Group. Di antaranya ada yang masih bertahan, sementara yang lain banyak yang sudah “lulus” dan pindah ke media lain. Para alumni DOR Group itu, kini juga banyak yang sudah mampu mendirikan perusahaan pers dan mediamassa. Tetapi, mereka tak pernah lupa dengan “kampusnya” di Taman Bungurasih, Waru, Sidoarjo yang lebih dikenal sebagai Surabaya Selatan, Jawa Timur.

Kepada para narasumber yang pernah menjadi bagian dari Majalah DOR dan Koran DOR, serta pembaca setia kami, tentu tiada yang dapat kami ucapkan selain rasa penghargaan dan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Kalau tahun-tahun sebelumnya, sejak HUT ke-1 hingga ke-11, kita memperingati dan merayakan HUT Majalah DOR dan Koran DOR berpindah dari satu kota ke kota lain di Jawa Timur, pada HUT ke-12 ini kita merayakan Hari Jadi DOR Group di Kabupaten Gianyar, Bali.

Tentunya, pada kesempatan yang baik ini, kita sampaikan penghargaan dan terimakasih kepada Bapak Dr.Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Bupati Gianyar beserta staf dan seluruh masyarakat Gianyar, Bali yang telah memberikan berbagai kemudahan. Sehingga, dengan demikian perayaan HUT ke-12 DOR Group dapat terlaksana dengan lancar dan sempurna.  Rasa bangga dan terimakasih juga kami sampaikan kepada Sahabat kami I Dewa Nyoman Gede Agung,SH dan kawan-kawan di Bali yang sudah bersungguh-sungguh memberikan perhatian sehingga acara HUT ke-12 DOR Group di Pulau Dewata ini.

Salam hormat kami sampaikan dari Gianyar, Bali kepada seluruh pembaca. Kita berdoa semoga Majalah DOR dan Koran DOR terus berjuang untuk menegakkan hukum dan kebenaran di Bumi Nusantara ini. Sampai jumpa dalam peringatan HUT ke-13 DOR Group yang kami rencanakan diselengarakan di Kabupaten Tanahbumbu, Kalimantan Selatan tahun 2013 mendatang. Selamat dan Dirgahayu DOR Goup. **