Dr.H.Soekarwo,SH,M.Hum
Dilantik Menjadi
Gubernur Jawa Timur
2009-2014
Oleh: Yousri Nur Raja Agam *)
PERJALANAN panjang berliku dan cukup melelahkah yang ditapaki Dr.H.Soekarwo,SH,M.Hum, sampai juga di garis finish. Pria berkumis yang mempopularkan dirinya Pakde Karwo, dengan tertatih-tatih berhasil meraih juara dalam perebutan takhta kepemimpinan tertinggi di Jawa Timur.
Setelah dinyatakan menang tipis pada “tanding pamungkas” di Pulau Madura, Soekarwo akhirnya dinobatkan menjadi “imam utama” Jawa Timur. Soekarwo yang berpasangan dengan Drs.H.Saifullah Yusuf, dilantik menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur masabakti 2009-2014. Pelantikan dilaksanakan, hari ini Kamis, 12 Februari 2009 di depan seidang Paripurna DPRD Jatim oleh Menteri Dalam Negeri, Mardiyanto.

Dr.H.Soekarwo,SH,M.Hum
Inilah sejarah baru dalam prosesi kepemimpinan daerah di Indonesia. Jejak hukum yang dilewati dapat dijadikan jurisprodensi apabila terjadi hal yang sama di daerah lain. Betapa tidak, beragam aturan hukum dan perundang-undangan harus dijadikan bekal untuk mengantarkan Soekarwo menduduki kursi Gubernur Jawa Timur.
Perjuangan Soekarwo sangat panjang, mulai mencari kendaraan politik untuk ditumpangi menuju tangga gedung Grahadi, kemudian menang dan menang, tetapi masih terkendala. Pertama kali ia menang bertarung di kandang banteng moncong putih PDIP (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) Jawa Timur. Tetapi pria kelahiran 6 Juni 1950 di Dusun Pinggit, Desa Palur, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun itu tidak direstui sing bahurekso.

Drs.H.Saifullah Yusuf
Alhamdulillah, Magistter Humaniora (M.Hum) dan Doktor HukumUniversitas Diponegoro (Undip) Semarang itu, mendapat kendaraan baru, koalisi Partai Amanat Nasional (PAN) dengan Partai Demokrat (PD). Akhirnya alumnus Fakultas Hukum (FH) Universitas Airlangga Surabaya 1978 ini diusung ke gelanggang Pilgub Jatim. Berpasangan dengan Saifullah Yusuf, mereka menghadapi empat pasangan lainnya. Ternyata, Allah bersama mereka, menang menuju ke babak kedua bersama pasangan KaJi (Khofifah Indarparawansa-Mudjiono).
Pertandingan babak kedua melawan pasangan KaJi, juga dimenangkan. Tetapi, mereka dihadang dengan protes pelaksanaan Pilkada di Madura. KaJi menggugat ke MK (Mahkamah Konstitusi). Gugatan KaJi diterima, sehingga diadakan Pilkada ulang di dua kabupaten Pulau Garam itu.
Keberuntungan masih berpihak kepada pasangan KarSa. Dari hasil hitung ulang final, pasangan KarSa lagi-lagi dinyatakan menang.
Kandang Banteng
Sebelum berpasangan dengan Gus Ipul – panggilan akrab Saifullah Yusuf –. Pakde yang tidak mempunyai “kendaraan” terpaksa mencari tumpangan. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang membuka pertarungan perebutan sabuk untuk maju menjadi calon gubernur (Cagub) Jatim diikuti Soekarwo.
Tanpa ragu, Soekarwo yang menduduki jabatan Ketua Umum IPSI (Ikatan Pencaksilat Seluruh Indonesia) Jatim itu menghadapi banteng-banteng pada babak penyisihan. Tidak tanggung-tanggung, Soekarwo menang mutlak pada babak penyisihan itu. Ia mengalahkan Ir.Sutjipto sebagai lawannya pada Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) yang diikuti 38 DPC PDIP se Jatim.
Pada Rakercabsus yang digelar tanggal 17 hingga 21 Februari 2008 itu, Soekarwo berhasil meraih 22 suara dari 38 DPC PDIP se Jatim. Sutjipto hanya mampu meraih 11 suara. Sedangkan lima daerah di Jatim sepakat sama-sama mencalonkan ke dua kandidat itu. Dengan demikian jalan semakin mulus bagi Soekarwo mendapatkan tiket Cagub Jatim pada Pilkada tahun 2008.
Seluruh hasil Rakercabsus itu dijadikan bahan Rakerdasus (Rapat Kerja Daerah Khusus) PDIP Jatim yang digelar Sabtu, 24 Februari 2008. Hasil Rakerdasus itu pun tidak beda dengan hasil Rakercabsus. Itulah yang diserahkan kepada DPP PDIP di Jakarta.
Tetapi apa yang terjadi? DPP PDIP di Jakarta mengambil keputusan yang berbeda. Kemenangan mutlak Soekarwo yang berhadapan dengan Sutjipto dianulir. Justru, partai yang dipimpin Megawati Soekarnoputri itu menetapkan Ir.Sutjipto sebagai bakal Cagub Jatim dari PDIP.
Makin Popular
Kemanangan Pakde Karwo pada babak penyisihan awal di kandang PDIP Jatim itu membuat nama Soekarwo makin popular. Berbagai kelompok survai melakukan sigi lapangan. Misalnya Komunitas Tabayyun Surabaya. Dari hasil penelitian mereka, Pakde memang luar biasa. Ia berhasil mengalahkan popularitas tokoh masyarakat Jatim kala itu, di antaranya: Dr.H.Soenarjo (wakil gubernur Jatim) dan Dr.KH.Ali Maschan Moesa (ketua PW NU Jatim). Ia mengumpulkan nilai 54,7% dari hasil penelitian tentang popularitasnya di lingkungan Pondok Pesantren (Ponpes) di Jatim.
Hasil penelitian Komunitas Tabayun Surabaya pimpinan Prof.Dr. H. Nur Syam,MSi selama Juni dan Juli 2007 lalu menempatkan Soekarwo di peringkat pertama. Nama-nama lain “kalah”. Itulah kesimpulan penelitian yang dilaksanakan di 13 Ponpes besar yang tersebar di 12 kabupaten/kota di Jatim. Ada delapan nama yang akhirnya terserap menempati urutan teratas.
Selengkapnya waktu itu, hasil penelitian berjudul “Perilaku Politik Santri dalam Pemilihan Gubernur 2008” oleh Komunitas Tabayun itu menempatkan nama Soekarwo pada urutan pertama dengan peroleh suara dari santri 54,7 persen. Disusul pada urtan di bawahnya Dr.H.Soenarjo (17,4%), Dr.KH.Ali Maschan Moesa (9,9%), Ketua DPP PDIP Ir.Sutjipto (9,3%), Bupati Lamongan Drs.H.Masfuk (3,5%), Ketua DPW PPP Jatim Drs.H.Farid Al-Fauzi (2,3%), Gubernur Jatim saat ini H.Imam Utomo (1,2%) dan Ketua Umum DPP Ansor Drs.Saifullah Yusuf alias Gus Ipul (0,6%).
Menurut Nur Sjam, sebagai direktur riset Komunitas Tabayun Surabaya ini, ke 13 Ponpes yang ditelitinya adalah: Ponpes Sidosermo Surabaya, Nurul Jadid Probolinggo, An Nuqoyah Sumenep, Syaichona Kholil Bangkalan, Darul Ulum Jombang, Tebu Ireng Jombang, Lirboyo Kediri, Sunan Drajat Lamongan, Langitan Tuban, Syafi’iyah Situbondo, At Taqwa Pasuruan, Raudhatul Ulum Jember dan Darussalam Banyuwangi.
Hasil survai tahun 2007 itu, merupakan laporan awal popularitas Soekarwo di kalangan politisi maupun masyarakat awam. Betapa sebenarnya jauh hari sebelum penyelenggaraan Pilkada Jatim 2008 yang berlanjut dengan Pilkada Jatim tahap ke-2 dan tahap ke-2 plus di Madura, tahun 2009 ini, nama Soekarwo sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Jawa Timur.
Pasangan Baru KarSa
Kendati kecewa berat atas “perlakuan” pemilik kendaraan yang ditumpangi Soekarwo, namun suami Nina Kirana ini tetap tabah. Hiruk-pikuk persiapan pemilihan gubernur (pilgub) Jawa Timur semakin riuh.
Perebutan kursi gubernur dan wakil gubernur Jatim masabakti 2008-2013 semakin ramai. Suhu politik juga semakin panas. Partai politik (Parpol) yang mempunyai kursi di DPRD Jatim semakin mengukuhkan diri sebagai yang paling berhak untuk mengusung pasangan cagub-cawagub Jatim tersebut.
Untuk pertamakalinya, hari Minggu, 17 Februari 2008, terlaksana deklarasi pasangan cagub-cawagub Jatim di Surabaya. Partai Amanat Nasional (PAN) bersama Partai Demokrat (PD) mengusung Sekretaris Provinsi (Sekprov) Jatim Dr.H.Soekarwo,SH,MHum berpasangan dengan mantan Menteri Pengembangan Daerah Tertinggal Drs.H.Saifullah Yusuf. Deklarasi pasangan cagub-cawagub koalisi PAN dengan PD ini berlangsung meriah dan semarak di gedung Gelora Pantjasila, Surabaya.
Tidak tanggung-tanggung, deklarasi pasangan Soekarwo alias Pak De dengan Saifullah yang akrab dipanggil Gus Ipul itu, dihadiri pimpinan tertinggi kedua parpol yang sama-sama mengidolakan warna biru itu. Ketua Umum DPP PAN Soetrisno Bachir bergandengan tangan dengan Ketua Umum DPP PD Hadi Utomo mengiringi pasangan Pak De dengan Gus Ipul.
Sorak-sorai dan sambutan luar biasa pendukung pasangan ini membahana di gedung olahraga yang mampu menampung 25 ribu massa. “Hidup Pak De”, “Hidup Gus Ipul”, demikian teriakan massa pendukung silih berganti. Suasana tambah semarak saat dua artis ibukota, Eko Patrio dan Franky Sahilatua yang diboyong ke kota Pahlawan itu berhasil menggoyang panggung.
Sambutan masyarakat sekitar juga luar biasa. Sebelum memasuki gedung Gelora Pantjasila, pasangan yang sama-sama berkumis lebat ini diarak dengan menumpang becak dari halaman masjid Rahmat di Kembang Kuning. Sepanjang jalan melewati perkampungan sekitar dua kilometer itu, pasangan yang sama-sama memakai busana muslim itu tak henti-hentinya mandapat sambutan belaian tangan warga yang berada di kira-kanan jalan.
Tidak hanya sebutan Pak De dan Gus Ipul yang dipopularkan, tetapi juga singkatan nama kedua pasangan itu, “Karsa” atau Karwo-Saiful. Yel-yel dan jargon lain juga terlihat dari spanduk, baliho dan umbul-umbul yang menghiasi sepanjang jalan utama Kota Surabaya, Minggu itu.
Ketua Umum DPP PAN, Soetrisno Bachir memberi instruksi kepada keluarga besar parpol berlambang matahari bersinar itu untuk memenangkan pasangan Karwo-Ipul pada pilkada yang bakal digelar 23 Juli 2008. Hukumnya wajib, fardhu ‘ain, kata SB – panggilan akrab ketua umum DPP PAN itu.
Tidak hanya kepada keluarga PAN yang banyak berasal dari ormas Islam Muhammadiyah itu saja SB berpesan, tetapi ia juga berseru kepada semua kader Gerakan Pemuda (GP) Anshor yang merupakan keluarga besar Nahdliyin untuk mendukung pasangan Pak De Karwo dan Gus Ipul itu.
Bak ‘kata berjawab dan gayung bersambut’, harapan SB itu didukung sepenuhnya oleh Ketua Umum DPP PD, Hadi Utomo. Ia merasa yakin, Soekarwo dengan Saiful bisa bekerjasama dengan baik. Sebab, katanya, Gus Ipul bukan orang asing bagi masyarakat Jawa Timur. Selain sebagai ketua umum GP Anshor, Gus Ipul yang berasal dari Jatim itu merupakan idola kaum muda. Demikian pula dengan Pak De Karwo, birokrat senior yang sudah merakyat.
APBD untuk Rakyat
Dr.H.Soekarwo yang mendapat kesempatan menyampaikan visi dan misinya sebagai bacagub dari koalisi PAN-PD itu mengajak semua lapisan masyarakat bersama-sama memperbaiki Jawa Timur. “Kemiskinan harus diperangi bersama-sama”, ujar Soekarwo.
Dengan selogan “APBD untuk rakyat”, Pak De mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengentaskan kemiskinan.
Apa yang diharapkan Soekarwo itu, diamini oleh Gus Ipul. Bahkan Saiful yang mendapat kesempatan berbicara menyatakan akan mendukung sepenuhnya rencana yang sudah lama dipersiapkan oleh Pak De Karwo.
Usai deklarasi, Soekarwo menjawab todongan pertanyaan dari wartawan. Tanpa ragu-ragu semua pertanyaan dijawab dengan mantap dan tenang. Bahkan, Karwo sempat berandai-andai tentang masa kampanye.
Menurut Soekarwo, sebenarnya ketentuan masa kampanye yang ada pada Undang-undang (UU) tentang Pilkada sekarang ini terlalu pendek. Hanya 18 hari. Itu tidak mungkin dapat dilaksanakan secara nyata. Olah sebab itu, andaikan ia boleh mengusulkan, masa kampanye untuk pulkada itu sekurang-kurangnya satu tahun, atau diperpanjang dari waktu yang ditetapkan sekarang ini. Bagaimana mungkin hanya dalam waktu seminggu, dua minggu rakyar bisa mengenal calon pemimpinnya.
Adanya tuduhan ia “curi start” kampanye, Soekarwo tidak begitu peduli. Silakan bicara apa saja. Buktinya, hampir semua yang “berkeinginan” menjadi cagub atau cawagub sudah jauh-jauh hari memperkenalkan dirinya.
“Wong kepingin saja masak nggak oleh”, gurau Soekarwo ketika itu.
Lawan Menyusul
Setelah koalisi PAN-PD mendeklarasikan pasangan cagub-cawagubnya Dr.H.Soekarwo dengan Drs.H.Saifullah Yusuf (KarSa), menyusul pasangan yang diusung Partai Golkar, maupun PDIP mendeklarasikan cagub-cawagub Jatim-nya.
Partai Golkar telah memutuskan Ketua DPD PG Jatim, Dr.HM.Soenarjo,MSi sebagai cagub Jatim berpasangan dengan Ketua PW Nahdlatul Ulama (NU) Jatim, Dr.KH.Ali Maschan Moesa. Partai berlambang beringin ini menggunakan jargon “Salam”.
DPP PDIP menetapkan Ir.H.Sutjipto sebagai cagub berpasangan dengan Wakil Ketua DPRD Jatim Ir.H.Ridwan Hisjam. Pasangan ini menyebut dirinya SR (Sutjipto-Ridwan).
Berikut muncul Chofifah Indarparawangsa mantan Menteri Peranan Wanita dalam kabinet Presiden Gus Dur yang berpasangan dengan mantan Kasdam V Brawijaya Brigjen TNI (Purn) Mudjiono. Nama panggilannya “KaJi”..
Terakhir PKB (Partai Kebangkitan Bangsa) menetapkan nama Aksan, pasangan Dr.H.Achmady dengan Suhartono,
Dari lima pasangan yang sudah mendeklarasikan untuk maju ke gelanggang Pilgub Jatim 2008, ditetapkan nomor urutnya. Pasangan KaJi memperoleh nomor undian 1, SR nomor 2, Salam nomor 3, Aksan nomor 4 dan KarSa nomor 5.
Pakde dan Gus Ipul
Ikon Pakde Karwo, sosok pria berwajah bulat, berkopiah, dengan kumis tebal sudah muncul pada pertengahan 2005. Wajah Pakde merujuk langsung pada Soekarwo. Memang, sudah sejak lama Soekarwo getol mengenalkan namanya sebagai Pakde itu.
Si Pakde pun lantas muncul di mana saja. Di kecap ada, di kacang ada. Bahkan, dalam beberapa even, sosok berkumis itu terlihat muncul. Pakde tak hanya terkenal. Namanya sudah dipatenkan tim sukses Soekarwo melalui Direktorat Jenderal Hak Paten Depkum HAM. Nama Pakde pun ”dikunci”. Apabila ada yang memakainya bisa kena pelanggaran hak cipta.
Soekarwo yang mendapat nomor urut 5 maju bersama Saifullah Yusuf. Duet KarSa alias Karwo-Saiful melangkah dengan mantap. Di antara beberapa ciri khas tersebut, yang dianggap paling mewakili brand Pakde bersama Gus Ipul adalah kumis. Tim suksenya lantas menemukan slogan baru untuk KarSa. Coblos Brengose. ”Makanya, Pak Karwo dan Gus Ipul dilarang mencukur kumisnya sampai saat Pilkada Jatim selesai. Sebab, brand itu sudah terbentuk. Selain berengos, KarSa berpenampilan rapi. berbaju putih dan memakai songkok atau kopiah.
KarSa dan KaJi
Pasangan KarSa dan KaJi berhasil menyisihkan tiga pasangan lain dari lima pasangan yang maju pada Pilgub jatim tahap pertama, 23 Juli 2008 lalu. Ke dua pasangan ini berhadapan pada Pilgub tahap kedua, 4 November 2008.
Dari Pilgub putaran pertama, pasangan KarSa dan KaJi itu, berhasil meraih suara terbanyak. Kedua pasangaan ini berusaha untuk meraih simpati dan suara dari konstituen. Kampanye pun berlangsung cukup melelahkan. Tiada hari yang tidak dimanfaatkan oleh kedua pasangan ini untuk mendulang suara.
Berbagai taktik dan strategi dilaksanakan. Sehingga, sampai di pemungutan suara 4 November 2008. Hasilnya, pasangan KarSa “menang”.
Ternyata, kemenangan KarSa ini diprotes oleh pasangan KaJi. Mereka menggugat KPU (Komisi Pemilihan Umum) Jatim sebagai penyelenggara Pilgub Jatim ke Mahkamah Konstitusi (MK). Intinya, mempermasalahkan hasil pelaksanaan Pilkada di tiga kabupaten di Madura.
Keputusan MK, menetapkan dilaksanakan penghitungan ulang di Kabupaten Pamekasan dan pencoblosan ulang di Kabupaten Sampang dan Bangkalan.
Kedua acara itupun sudah dihelat. Lagi-lagi pasangan KarSa dinyatakan menang, walaupun “tipis”.
KPU Jatim menyampaikan hasil Pilakada tahap ke-2 “plus” itu ke MK. Bersamaan dengan itu, pasangan KaJi juga bearaksi untuk menyampaikan gugatan. Tetapi, MK dengan tegas menolak gugagatan MK dengan tidak menerima pendaftaran gugatan tersebut.
Berdasarkan ketetapan MK itu, maka dengen finalnya proses Pilkada Jatim itu, Mendagri melangkah pasti untuk menetapkan Soekarwo dan Saifullah Yusuf sebagai gubernur dan wakil gubernur Jatim untuk masabakti 2009-2014.
Sekarang semua itu terwujud. Soekarwo dan Saifullah Yusuf dilantik menjadi orang pertama dan kedua di Provinsi Jawa Timur yang berpenduduk 38 juta jiwa ini.
Kiprah pasangan berkumis ini, lima tahun ke depan menjadi harapan masyarakat Jawa Timur. Mereka menunggu realisasi dari janji-janji yang disampaikan pada saat kampanye. Selamat untuk Pakde dan Gus Ipul, menduduki jabatan tertinggi di Jawa Timur. ***
*) Yousri Nur Raja Agam MH – Wartawan di Surabaya.
Filed under: PEMERINTAHAN, PENDIDIKAN, POLITIK, SEJARAH, UMUM | Tagged: DPRD Jatim, Grahadi, Gubernur Jawa timur, KarSa, Mardiyanto, Mendagri, Pakde, Pilkada Jatim, Saifullah Yusuf, Soekarwo |
Tinggalkan Balasan